Gubsu Deklarasikan Sumut Provinsi Literasi
Medan, (Analisa). Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Erry Nuradi mendeklarasikan Sumatera Utara sebagai provinsi literasi di Halaman Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut, Jalan Brigjen Katamso Medan, Sabtu (20/5). Deklarasi bertepatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei ditandai dengan pembacaan maklumat dan pemukulan Gordang Sembilan. Sumut menjadi provinsi keempat yang mencanangkan sebagai provinsi literasi setelah DKI Jakarta, Riau dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pemukulan Gordang Sembilan dilakukan Gubsu HT Erry Nuradi, Menristekdikti, Mohamad Nasir, Sestama Perpusnas, Dedi Junaedi, Sekdaprovsu, Hasban Ritonga, Koordinator Usaid Prioritas Wilayah Sumut, Agus Marwan, Koordinator Kopertis Wilayah 1 Sumut, Dian Armanto, Ketua Dewan Perpustakaan Sumut, Hasim Purba dan Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Sumut, Achmad Denni dan perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD).
Sebelumnya Gubsu membacakan deklarasi gerakan literasi di Sumut yang isinya “Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ini kami menyatakan bahwa Provinsi Sumatera Utara sebagai provinsi literasi. Melalui gerakan literasi masyarakat Sumut menjadi warga yang menggunakan informasi secara bertanggungjawab yang cerdas, dengan kemampuan literasi, mudah-mudahan kehidupan masyarakat Sumut akan menjadi lebih maju dan mampu menciptakan peradaban baru yang lebih baik. Hal-hal yang berhubungan dengan implementasi gerakan literasi di Sumut akan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, sistematis, dinamis dan berkesinambungan”.
Selain gubsu, sejumlah elemen masyarakat dari pelajar TK, SD, SMP/MTs, SMA dan masyarakat juga membacakan deklarasi Sumut sebagia provinsi literasi. Mewakili masyarakat Sumut, Janerrsong Girsang.
Gubsu mengatakan, dengan pencanangan Sumut provinsi literasi akan kembari menggairahkan minat masyarakat Sumut banyak membaca. “Saya berkunjung ke beberapa tempat. Apalagi di luar negeri. Untuk melihat negara maju bisa dilihat museum, ruang terbuka hijau dan perpustakaan. Maka, suatu negara perpustakaan, museum dan ruang terbukanya bagus, dan transportasi bagus maka daerah tersebut pasti maju dan perpustakaan menjadi salah satu indicator suatu daerah itu maju,” katanya.
Dia mengaku bangga provinsi Sumut terus berbenah. “Mudah-mudahan bisa mencapai apa yang menjadi harapan masyarakat di Sumut,” katanya.
Pintu gerbang
Minrestekdikti Mohamad Nasir mengatakan masalah literasi menjadi hal yang menjadi penting. Ilmu pengetahuan pintu gerbangnya adalah perpustakaan. Manakala perpustakaan bukunya halus, dan bagus. Berarti perpustakaan tidak maju. “Tapi jika buku-buku di perpustakaan lecek, jelek berarti betul-betul literasi,” katanya.
Dia memohon agar buku-buku diperpustakaan bisa dipinjam oleh siapapun. Mulai dari TK, SD, SMP dan SMA perguruan tinggi serta masyarakat supaya bisa mengetahui di dalamnya. “Jika seseorang menguasai ilmu pengetahuan maka dia akan menguasai dunia. Maka, menjadi sangat penting agar ilmu pengetahuan harus dikuasai, tidak hanya dimiliki perguruan tinggi tetapi semua lapisan masyarakat. Masyarakat yang maju berarti literasi sangat tinggi berarti membaca bukunya sangat tinggi,” katanya.
Sestama, Dedi Junaedi mengatakan, Perpusnas sebenarnya sedang melaksanakan roadshow mewujudkan Indonesia Cerdas dan sangat bersyukur dan berterimakasih, Gubsu juga mencanangkan provinsi literasi. “Sekarang ini sudah beberapa provinsi yang mencanangkan, seperti DKI, Riau, NTB dan hari ini Gubsu mencanangkannya,” katanya.
Dia memuji, Gubsu yang sebelumnya Bupati Serdang Bedagai dinilai sangat berkomitmen menumbuhkembangkan gemar membaca bahkan mendapat penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka di Jakarta. “Kita sangat berterimakasih atas komitmen Gubsu terhadap peningkatan minat baca,” katanya.
Sebelumnya, Sekdaprovsu, Hasban Ritonga pada acara penyerahan buku dari USAID Prioritas ke Perpustakaan mengatakan, pencanangan Sumut provinsi literasi merupakan momentum yang harus diambil. Langkah kedepan, bagaimana nantinya terkait kegiatan Sumut sebagai provinsi literasi dimasukkan ke anggaran P-APBD.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut, Ferlin H Nainggolan mengatakan, perpustakaan daerah Sumut terus melakukan pembenahan agar perpustakaan makin dicintai masyarakat. Di antaranya dengan merubah jam kerja PNS di perpustakaan dari jam 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB merubah menjadi 08.00 WIB-20.00 WIB. Hari Sabtu dan Minggu juga buka. Di Sumut sebenarnya literasi sangat bagus, ada masyarakat di daerah perkampungan yang rela mengembangkan minat baca seperti di Humbang Hasudutan dan Labuhanbatu. “Di pelosok-pelosok yang jauh, ada masyarakat relah mengembangkan minat baca ada Vesbuk (Vespa Buku). Di sana ada masyarakat yang ikhlas mengubah vespanya menjadi tempat buku. Melayani semua lapisan masyarakat tanpa memandan suku, agama dan ras . Hadir di rumah-rumah ibadah dan sudut-sudut keramaian,” katanya.
Gerakan literasi juga hadir seperti PW Buku yakni ada seseorang yang memodifikasi mobilnya PW menjadi perpustakaan dan besbuk, berupa beca buku. “Gerakan ini semuanya dilandasi dengan kecintaan. Ada yang mencari uang dulu baru melayani. Kita patut bersyukur ada insan-insan yang peduli terhadap kemajuan bangsa. Ada dua indicator sebuah bangsa maju yakni lihat perpustakaan dan budaya baca masyarakat,” katanya. (maf)